Kisah tentang Cleopatra tak
pernah kehilangan pesona, meskipun ribuan tahun telah lewat semenjak ia
hidup di dunia. Misteri tentang dirinya selalu menarik untuk ditelisik,
dan kisah-kisah cintanya tak pernah basi untuk diungkap kembali. Saya
sudah dua kali menulis tentang Cleo, yaitu Cleopatra, Ratu Cinta Yang (Tak) Jelita dan Istana Cleopatra Telah Ditemukan , namun tetap saja tergelitik untuk menulis kembali ketika menemukan kisah baru tentang ratu Mesir yang luar biasa ini.
Wajah Cleopatra diketahui dari
koin dan patung yang ditemukan. Sejarahwan Romawi menceritakan bahwa
Cleopatra adalah wanita yang buruk rupa, tetapi karena pada masa itu
Romawi adalah musuh Cleo, maka penggambaran yang menjelek-jelekkan Cleo
mungkin agak hiperbolis. Adapun ukiran-ukiran Mesir memperlihatkan sosok
Cleo yang lembut dan bermata indah. Seperti apapun wajah Cleo yang
sesungguhnya, ia adalah seorang wanita yang sangat menawan, cerdas luar
biasa, dan memiliki kharisma kuat. Cleopatra juga diceritakan menguasai
sembilan bahasa.
Sosok Cleopatra dalam patung Romawi
(kiri), ukiran Mesir yang menggambarkan wajahnya (tengah) dan patung
Cleopatra di Mesir (kanan)
Cleopatra
sangat cerdas dan memiliki kepribadian kuat. Ia adalah keturunan
Ptolemy yang berdarah Yunani, dan berasal dari Macedonia. Ia berhasil
bertahan dalam keluarga, dimana kakak beradik siap saling membunuh untuk
meraih kekuasaan. Cleopatra adalah nama Macedonianya, sedangkan nama
takhta Mesirnya adalah Netjeret Mer-it-es yang berarti ‘dewi kesayangan
ayahnya’.
Cleopatra dinobatkan menjadi
ratu pada usia 18 tahun. Ia menikahi adiknya yang baru berusia 12 tahun,
yang kemudian menjadi raja. Praktek incest (menikahi saudara
kandung) merupakan kebiasaan pada masa itu dalam budaya Mesir, karena
sebagai Pharaoh mereka dianggap keturunan dewa, dan hanya sesama dewa
yang boleh menikah.
Sewaktu naik takhta, Cleo
menerima simbol pharaoh, yaitu tongkat keemasan, cemeti, dan tongkat
kerajaan. Ia mengenakan jubah linen dan pakaian kulit resmi. Pita emas
yang disebut uraeus melingkar di kepalanya, memperlihatkan ular kobra – ular penjaga bangsa Mesir.
Ukiran yang menggambarkan penobatan Cleopatra menjadi Ratu Mesir
Untuk mengukuhkan posisinya di
mata rakyat Mesir, Cleo menyebut dirinya sebagai putri dewa paling
berkuasa, yaitu Dewa Matahari atau Amun Ra. Ia sendiri memiliki dewi
pelindung pribadi, yaitu Isis. Orang Mesir melihat Dewi Isis sebagai
dewi baik yang mencintai semua makhluk. Para pharaoh menganggapnya ibu
sejati mereka. Pada upacara-upacara ritual, Cleopatra seringkali
memerankan dirinya sendiri sebagai Dewi Isis, pelindung seluruh rakyat
Mesir.
Isis, dewi pelindung Cleopatra (kiri) dan kuil untuk para dewa (kanan)
Istana Cleopatra terdapat di
Alexandria, sebuah kota pelabuhan yang sibuk di Laut Tengah. Untuk
memberi arah pada para pelaut yang akan berlabuh, Ptolemy II (pharaoh
pendahulu Cleopatra) membangun mercusuar Pharos pada abad ke 3 SM.
Mercusuar ini tingginya lebih dari 100 meter, dikelilingi taman, dan
pada puncaknya terdapat patung Dewa Zeus yang berputar di atas api suar
yang menyala.
Alexandria adalah kota yang
sangat indah. Jalan besar utama, disebut Canopic, membentang dari timur
ke barat selebar 30 meter, dengan pohon-pohon palem berderet di kanan
kirinya. Di sebelah utara berdiri istana dan Museion, tempat para
seniman dan pelajar berkumpul. Di bawahnya terdapat makam Alexander
Agung, pendiri kota Alexandria, dan makam semua keluarga Ptolemy. Di
bagian selatan berdiri kuil-kuil yang sangat indah. Alexandria juga
memiliki Perpustakaan Bibliotheca Alexandrina yang sangat besar, dengan lebih dari 100.000 gulungan lontar, salinan hampir seluruh buku di dunia pada masa itu.
Perpustakaan Alexandria zaman dulu. Kini
sudah dibangun menjadi perpustakaan modern dan merupakan salah satu
perpustakaan terlengkap di dunia.
Istana Cleopatra menghadap ke
pelabuhan Alexandria. Bangunan putih dengan pilar-pilar tinggi yang
berderet, dikelilingi taman yang indah dan semerbak wangi. Pada siang
hari yang panas, Cleo suka berjalan-jalan di sepanjang jalan setapak
yang dinaungi bayangan pohon, dan semilir oleh angin yang berhembus. Ia
betah berlama-lama duduk di halaman kuil dengan dikelilingi
burung-burung meraknya yang indah, air mancur yang eksotis, dan kolam
dengan bunga teratai biru dan putih.
Cleo juga memiliki kebun
binatang dengan koleksi hewan-hewan langka seperti singa, macan,
leopard, gajah, dan beruang. Koleksi tersebut adalah hadiah dari
raja-raja kaya Afrika dan dari kerajaan-kerajaan di Timur.
Binatang-binatang tersebut dipelihara di sekeliling taman istana, diberi
rantai emas dan didandani dengan permata serta pakaian indah.
Cleopatra bersantai di taman istana bersama dayang-dayangnya
Seperti wanita modern, Cleo pun suka tampil cantik sepanjang waktu. Ia menggunakan beragam tata rias dan wig
(rambut palsu). Kosmetik Cleo terbuat dari tumbuh-tumbuhan dan mineral,
seperti bijih tembaga dan bijih timah yang dicampur air. Mireal abu-abu
yang disebut Galena digerus untuk menghitamkan mata, sementara oksida
besi menjadikan warna kuning kecoklatan pada bibir dan pipi. Untuk
parfumnya, Cleo menggunakan minyak kayu cedar atau kayu manis, madu, dan
dupa yang beraroma manis. Cleo juga suka menikmati mandi rempah, mandi
lumpur dan mandi susu. Dia sering dimassage oleh dayang-dayangnya, kemudian kuku jari tangan dan kakinya dihias dengan pewarna henna.
Cleopatra merawat kecantikannya dengan dibantu para dayang-dayang
Pada masa itu, kekaisaran Romawi
sangat berambisi untuk menguasai Mesir, negeri yang kaya dan subur.
Cleopatra, sang ratu Mesir, berupaya dengan segala cara untuk melindungi
Mesir dari penguasaan Romawi. Karena tahu tentara Mesir tidak akan
mampu melawan tentara Romawi, maka Cleo mendekati jenderal pemimpin
Romawi, Julius Caesar. Caesar terpikat dan jatuh cinta setengah mati
kepada Cleo. Ia menikahi Cleo, meskipun sesungguhnya ia sudah punya
isteri di Romawi bernama Calpurnia. Karena cinta dan kekagumannya
kepada Cleo, Caesar membiarkan Cleo tetap menjadi ratu di negerinya
sendiri.
Setelah terbunuhnya Caesar oleh
Senat Romawi, Cleo merasa harus mencari pelindung lain agar ia bisa
tetap menjadi ratu di Mesir. Pilihannya jatuh pada Mark Antony, teman
dan letnan Julius Caesar. Antony adalah kapten pasukan kavaleri. Dialah
yang mengontrol seluruh wilayah Mediterania.
Ketika tahu Antony akan datang
menemuinya, Cleo mempersiapkan penyambutan yang istimewa, yang tidak
akan pernah dilupakan oleh Antony. Kapal kerajaan dilapisi emas,
sehingga akan berkilauan bila terkena sinar matahari. Layar berwarna
ungu terbuat dari sutera dan telah direndam dalam wangi-wangian sehingga
angin menghembuskan aroma wangi sepanjang aliran sungai. Dayung
berkilau perak menggerakkan kapal, sementara para pendayung bergerak
seirama suara flute.
Cleo sendiri duduk di atas
takhta dengan penutup tirai berkibar-kibar bagaikan awan emas. Beberapa
anak lelaki yang berdandan bagai Cupid, Sang Dewa Asmara,
mengipasinya dengan bulu-bulu burung merak. Dayang-dayang duduk di
sekitarnya, berperan sebagai peri yang disebut Grace dan Neried,
menaburkan kelopak mawar dan siap menawarkan kembang gula di jemari
mereka yang lentik.
Cleopatra dalam kapal mewahnya menyambut kedatangan Mark Antony
Sebagaimana Julius Caesar, Mark
Antony pun bertekuk lutut di hadapan Cleopatra. Ia menjadi kekasih Ratu
Mesir itu, dan lebih suka tinggal di istana Cleo daripada mengurusi
pasukannya dan berperang menaklukkan jajahan baru. Pewaris Caesar,
Octavianus, sangat marah, dan bersama tentara Romawi berniat menyerang
Cleopatra dan Antony di Mesir. Antony kalah dalam peperangan di Actium,
dan akhirnya memutuskan untuk bunuh diri.
Setelah kematian Antony, Cleo
merasa tidak akan mampu mempertahankan Mesir dari gempuran Octavianus.
Ia tidak sanggup melihat negeri yang dicintainya bakal dihancurkan
Romawi. Ia juga tidak sudi dijadikan tawanan oleh Octavianus dan diarak
dalam kehinaan di hadapan rakyatnya sendiri. Maka ketika pasukan Romawi
tiba di Mesir, Cleo mengakhiri hidupnya dengan membiarkan ular Asp yang sangat beracun menggigit tubuhnya.
Cleopatra mempersiapkan kematiannya dengan anggun dan penuh martabat
Cleopatra meninggal dengan
mahkota masih berada di atas kepalanya. Ia tak pernah kehilangan
takhtanya. Ia lebih suka mati daripada jatuh ke tangan lelaki yang akan
menghina dan merenggut keratuan dari dirinya.
Cleopatra, wanita yang berani, cerdas, dan keras hati. Patutlah jika legenda tentang dirinya tak lekang sepanjang masa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar