Remaja
merupakan suatu saat yang menjadi masa peralihan antara masa anak-anak
menuju dewasa. Remaja, yang notabene sudah bukan anak-anak lagi,
sering kali dituntut untuk mandiri dalam bertindak, tidak terlalu
banyak untuk bertanya atau meminta pertolongan orang lain, dan
bertanggung jawab apabila sudah mengambil keputusan baik itu benar
maupun salah. Berbagai tuntutan inilah yang kemudian menjadi
pengahambat bagi seorang remaja untuk mengambil keputusan sendiri.
Perasaan takut salah akan selalu menghantuinya pada saat akan mengambil
keputusan. Selain itu, pada masa remaja ini, seorang manusia mulai
mencari jati dirinya yang sesungguhnya. Tidak selalu mudah bagi
seseorang untuk menunjukkan karakter dirinya. Banyak rintangan dan
tantangan yang akan menguji pendirian mereka selama masa pencarian ini.
Bahkan
bagi beberapa remaja, untuk menemukan karakter diri merupakan hal
yang sangat sulit. Hal ini mungkin saja disebabkan oleh tingkah lakunya
selama masih menjadi anak- anak. Biasanya otoritas atau tingkat
kepatuhan yang berlebih, membuat seorang anak tidak dapat menentukan
pilihannya sendiri. Maka dari itu, sikap labil akan selalu muncul pada
saat orang tersebut harus mengambil keputusan. Tidak hanya keputusan
yang berat, keputusan ringan untuk memilih makanan di katin misalnya,
itu akan menjadi sulit bagi seorang remaja yang tidak memiliki jadi diri
yang baik. Jika hal ini terus berlanjut, dikhawatirkan hingga dewasa
orang tersebut akan selalu ketergantungan kepada orang lain dan mudah
menyalahkan orang lain.
Untuk
menghindarkan diri dari sebuah penyalahan, biasanya seorang remaja
yang labil akan selalu meminta saran atau mengikuti orang lain untuk
memenuhi kebutuhannya atas rasa aman atau “Safety Needs” seperti yang
dikatakan oleh Abraham Maslow dalam Hierarchy of Needs.
Hal ini akan membuat dia terbiasa tidak mandiri. Meskipun yang dia
lakukan akan mendapatkan hasil yang benar atau baik, sesungguhnya itu
bukanlah hasil pikirannya sendiri. Akibatnya, remaja tersebut akan
merasa cepat puas dan tidak mau berusaha dalam melakukan kegiatan demi
mencapai tujuan yang diharapkan.
Apabila
hal itu terjadi, sangat disayangkan sekali karena para remaja yang
kelak menjadi orang dewasa seharusnya sudah memiliki pandangan tentang
apa yang akan dilakukannya untuk masa depannya. Selain itu, orang yang
sangat ketergantungan dengan orang lain ini, akan lebih mudah untuk
dipengaruhi oleh orang lain. Seseorang dengan ketidakmampuan menentukan
sikap seperti ini akan sulit untuk mendapatkan pekerjaan karena pada
umumnya para penyeleksi karyawan baru akan memilih orang yang mandiri.
Karakter yang cenderung mengikuti tingkah laku orang lain ini,
diharapkan dapat berubah menjadi mandiri atau memiliki prinsip sendiri
sebelum remaja tersebut beranjak dewasa.
Banyak
tuntutan yang dihadapi para remaja. Salah satunya adalah kemandirian.
Para remaja yang belum siap untuk mengahadapi tantangan ini biasanya
akan menyebabkan peniruan tingkah laku dari orang lain dan kelabilan.
Hal ini dilakukan untuk menghindarkan diri dari kesalahan yang dia
lakukan sendiri. Sikap takut salah ini mengakibatkan seorang remaja
akan selalu meminta bantuan atau saran orang lain. Akibatnya, remaja
tersebut tidak mandiri dan dapat dengan mudah untuk menyalahkan orang
lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar