Sabtu, 12 Mei 2012

Kelabilan Pada Remaja

Remaja merupakan suatu saat yang menjadi masa peralihan antara masa anak-anak menuju dewasa. Remaja, yang notabene sudah bukan anak-anak lagi, sering kali dituntut untuk mandiri dalam bertindak, tidak terlalu banyak untuk bertanya atau meminta pertolongan orang lain, dan bertanggung jawab apabila sudah mengambil keputusan baik itu benar maupun salah. Berbagai tuntutan inilah yang kemudian menjadi pengahambat bagi seorang remaja untuk mengambil keputusan sendiri. Perasaan takut salah akan selalu menghantuinya pada saat akan mengambil keputusan. Selain itu, pada masa remaja ini, seorang manusia mulai mencari jati dirinya yang sesungguhnya. Tidak selalu mudah bagi seseorang untuk menunjukkan karakter dirinya. Banyak rintangan dan tantangan yang akan menguji pendirian mereka selama masa pencarian ini.
Bahkan bagi beberapa remaja, untuk menemukan karakter diri merupakan hal yang sangat sulit. Hal ini mungkin saja disebabkan oleh tingkah lakunya selama masih menjadi anak- anak. Biasanya otoritas atau tingkat kepatuhan yang berlebih, membuat seorang anak tidak dapat menentukan pilihannya sendiri. Maka dari itu, sikap labil akan selalu muncul pada saat orang tersebut harus mengambil keputusan. Tidak hanya keputusan yang berat, keputusan ringan untuk memilih makanan di katin misalnya, itu akan menjadi sulit bagi seorang remaja yang tidak memiliki jadi diri yang baik. Jika hal ini terus berlanjut, dikhawatirkan hingga dewasa orang tersebut akan selalu ketergantungan kepada orang lain dan mudah menyalahkan orang lain.

Untuk menghindarkan diri dari sebuah penyalahan, biasanya seorang remaja yang labil akan selalu meminta saran atau mengikuti orang lain untuk memenuhi kebutuhannya atas rasa aman atau “Safety Needs” seperti yang dikatakan oleh Abraham Maslow dalam Hierarchy of Needs. Hal ini akan membuat dia terbiasa tidak mandiri. Meskipun yang dia lakukan akan mendapatkan hasil yang benar atau baik, sesungguhnya itu bukanlah hasil pikirannya sendiri. Akibatnya, remaja tersebut akan merasa cepat puas dan tidak mau berusaha dalam melakukan kegiatan demi mencapai tujuan yang diharapkan.

Apabila hal itu terjadi, sangat disayangkan sekali karena para remaja yang kelak menjadi orang dewasa seharusnya sudah memiliki pandangan tentang apa yang akan dilakukannya untuk masa depannya. Selain itu, orang yang sangat ketergantungan dengan orang lain ini, akan lebih mudah untuk dipengaruhi oleh orang lain. Seseorang dengan ketidakmampuan menentukan sikap seperti ini akan sulit untuk mendapatkan pekerjaan karena pada umumnya para penyeleksi karyawan baru akan memilih orang yang mandiri. Karakter yang cenderung mengikuti tingkah laku orang lain ini, diharapkan dapat berubah menjadi mandiri atau memiliki prinsip sendiri sebelum remaja tersebut beranjak dewasa.

Banyak tuntutan yang dihadapi para remaja. Salah satunya adalah kemandirian. Para remaja yang belum siap untuk mengahadapi tantangan ini biasanya akan menyebabkan peniruan tingkah laku dari orang lain dan kelabilan. Hal ini dilakukan untuk menghindarkan diri dari kesalahan yang dia lakukan sendiri. Sikap takut salah ini mengakibatkan seorang remaja akan selalu meminta bantuan atau saran orang lain. Akibatnya, remaja tersebut tidak mandiri dan dapat dengan mudah untuk menyalahkan orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar